Petikan
Ceramah Venerable Ding Hong :
Kisah nyata dari karma pembunuhan
(Bagian 2)
Kisah
lainnya adalah berita yang tertera dalam surat kabar dan majalah baru-baru ini,
di internet juga ada, yakni yang ditulis oleh wartawan “Surat Kabar Pagi Heilongjiang”.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 2011, di Kabupaten Muling, Provinsi
Heilongjiang, terjadi “Peristiwa balas dendam dari Burung Elang Emas”.
Ada
seekor Burung Elang Emas, yakni sejenis burung rajawali yang ganas dan memiliki
kekuatan yang besar, dapat memangsa hewan ukuran sedang dan kecil. Orang Kazakh
memeliharanya untuk menangkap hewan buruan dan menjaga ternak kambingnya.
Konon
pada era pendiri Dinasti Yuan, Kubilai Khan, orang Mongol memelihara Burung
Elang Emas untuk memburu serigala, bahkan disebutkan bahwa ada seekor Burung
Elang Emas yang pernah menangkap 14 ekor serigala, jadi bisa dibayangkan
bagaimana buasnya burung ini.
Di
Heilongjiang terdapat seorang petani yang bernama Wu Yong-tian, ketika sedang
bekerja di ladang, tiba-tiba diserang seekor Burung Elang Emas, burung ini
berusaha mencakar kulit kepala dan lengan petani malang tersebut, bahkan
berhasil mengoyak sepotong daging dari keningnya, sampai tampak tulang dahinya.
Petani
naas itu tidak berdaya melawan serangan Burung Elang Emas, akhirnya jatuh
tersungkur dengan luka di sekujur tubuhnya, segera diantar ke rumah sakit,
dijahit sebanyak 40 jahitan.
Bukan
pertama kali Burung Elang Emas menyerang Wu Yong-tian, apa sebabnya? Sebelumnya
juga pernah diserang dua kali, yakni pada tanggal 12 Agustus 2010, dia diserang
oleh Burung Elang Emas yang sama, kemudian pada tanggal 4 Oktober tahun yang
sama, sekali lagi dia diserang Burung Elang Emas yang sama, setiap kali lukanya
harus dijahit, sehingga dia merasakan siksaan yang begitu berat.
Ada
yang bilang Wu Yong-tian mungkin telah menyinggung perasaan Dewa Gunung, kenapa
mendapat balasan serupa ini? Kenyataannya Dewa Gunung tidak menangani urusan
begini, masalah ini adalah jalinan permusuhan antara Wu Yong-tian dan Burung
Elang Emas.
Mengapa
hal ini bisa terjadi? Ternyata pada tanggal 28 Juli 2010, yakni sekitar dua
minggu sebelum dia diserang buat pertama kalinya, Wu Yong-tian mendaki ke atas
gunung untuk berburu burung, pada sebatang cabang pohon dia menemukan sebuah
sarang burung yang besar, dia memanjat ke atas pohon dan melihat di sarang
tersebut terdapat seekor anak Burung Elang Emas.
Burung
Elang Emas merupakan salah satu dari satwa yang dilindungi negara, Wu Yong-tian
setelah melihat anak Burung Elang Emas itu, timbul niatnya untuk memiliki anak
burung tersebut, terpikir bahwa Burung Elang Emas bisa dijual di pasar gelap
dengan harga selangit.
Kemudian
dia menangkap anak Burung Elang Emas tersebut, namun siapa yang menduga bahwa
pada momen inilah induk Burung Elang Emas pulang ke sarangnya sambil membawa
makanan buat anaknya, melihat ada manusia yang menangkap buah hatinya, Burung
Elang Emas langsung menyerang ke arah kepala Wu Yong-tian, sambil
menjerit-jerit seakan-akan sedang memperingatkan Wu Yong-tian, tetapi Wu Yong-tian
malah tidak menghiraukan peringatan keras yang diberikan induk burung itu,
membawa kabur anak burung lalu masuk ke dalam keretanya.
Induk
burung terus mengikuti arah laju kereta sampai di rumah Wu Yong-tian, di atas
atap rumahnya terus menjerit memanggil anaknya, suara jeritan ini terdengar
begitu menyayat hati. Namun apa daya, hati Wu Yong-tian sama sekali tak
tergerak, membawa anak burung ke dalam rumah, akhirnya anak burung ini tidak
sudi makan dan minum, hari ke-4 mati.
Melihat
kejadian ini Wu Yong-tian merasa sungguh sayang sekali, padahal bisa dijual
dengan harga selangit, akhirnya malah mati, dibuang juga terasa mubazir,
akhirnya digoreng untuk mengganjal perutnya sendiri. Semua panorama ini tak
luput dari mata sang mama, induk Burung Elang Emas, perasaan dendam berkecamuk
di hati sang bunda, melihat bagaimana buah hatinya diperlakukan, sehingga dalam
jangka waktu setahun tiga kali menyerang Wu Yong-tian, bahkan setiap kali
bertambah ganas.
Wu
Yong-tian mulai menyesali perbuatannya, dia berkata kalau waktu dapat kembali,
dia juga takkan melukai anak burung itu. Lihatlah akhirnya malah membuahkan
hasil dendam begini, kebencian ini, menurutku pasti akan senantiasa terukir di
hati sang mama, induk Burung Elang Emas, seumur hidup dendam ini juga takkan
usai begitu saja, inilah karma yang langsung berbuah pada masa kehidupan
sekarang.
Dipetik
dari : Ceramah Venerable Ding Hong
Judul
: Sila Dasar Aliran Sukhavati
Serial
ke-6
(二)
另外还有一个我们最近看到的故事,这是新闻报导上刊登出来的,在网上有,是「黑龙江晨报」记者报导。这是讲在二0一一年,就是去年四月十号,在黑龙江穆棱市发生了一场金雕复仇记。有一只金雕,金雕是很凶猛的鹰这一类的鸟,但是它力气很大,能够捕食中小型的野兽,非常勇猛,哈萨克人往往训练这种金雕用来狩猎和看护羊群。据说元朝开国的忽必烈那个时候,蒙古人他们都驯养金雕来捕狼,它能够抓狼,据说有一只金雕曾经捕获了十四只狼,这凶悍的程度就可见一斑。结果去年四月份的时候,黑龙江省有一只金雕就袭击了一个农民。这个农民叫吴永田,他在田里干活的时候,这只金雕就忽然袭来,然后拼命的抓他的头皮和手臂,在他额头上撕下了一块肉,露出了额骨。这个农民他左挡右扑,都没有办法抵挡这个金雕的攻击,最后遍体鳞伤败下阵来,送到医院之后,吴永田缝了四十针。而这种袭击已经不是第一次,为什么?之前也曾经有过两次,在二0一0年八月十二号,吴永田也被同样一只金雕袭击过;然后一个多月以后,十月四号,又是被这只金雕袭击,每次都得缝针,让他真的是受到很多的痛苦。有人说吴永田可能是得罪了山神,为什么遭这样的报应?实际上山神不管这个事,这是吴永田跟这个金雕的怨结。
怎么回事?原来在二0一0年七月二十八号,就是他被第一次袭击之前的大概两个礼拜,吴永田他到山上去捕鸟,发现了有一棵树的树叉上有个大鸟窝,他爬上去一看,原来有一只金雕幼鸟。金雕是国家一级保护动物,吴永田看到这个金雕之后就心生贪念,想到这一只鸟在黑市上能够卖两千块钱,於是就把这个金雕的幼鸟抓了回来。没想到这个时候,这个金雕母亲正好捕食回来,看到了这一幕,於是就飞到了吴永田的头顶上,俯冲下来在警告,不停的鸣叫。而吴永田竟然一点都不顾及这个金雕妈妈的警告,迅速跑下山坐上车就走了。可是这个金雕一直尾随而来,一直跟到他家里,在他屋顶上不停的盘旋鸣叫,叫得非常凄惨。吴永田竟然一点不心软,就带著幼鸟进了屋,结果这幼鸟一直就不吃不喝,到第四天就死了。吴永田看到之后觉得非常可惜,本来想卖钱的,结果死了,扔了又可惜,於是干脆就用油炸熟了这个幼鸟,就吃掉了。而这一切都没有躲过那个金雕妈妈的眼睛,这母亲复仇心切,所以在不到一年的时间里三次对吴永田发动攻击,而且一次比一次凶狠。吴永田他也是觉得良心发现,他说如果时间可以倒流的话,他也绝对不会去伤害这只幼鸟。你看结了这样的一个冤业,这个怨恨,我想这金雕妈妈会一直铭记在心,一辈子跟他没完,这就是现报。
摘自:净宗根本戒 定弘法师主讲 (第六集)
转自学佛网
http://www.xuefo.net