Petikan
Ceramah Venerable Ding Hong :
Kalau tidak bervegetarian apakah bisa
terlahir ke Alam Sukhavati?
Berhasil
atau tidaknya terlahir ke Alam Sukhavati, kuncinya bukanlah terletak pada
apakah anda bervegetarian atau tidak, kuncinya adalah terletak pada apakah anda
memiliki “keyakinan benar dan tekad menyeluruh” untuk terlahir ke Alam
Sukhavati, apakah anda benar-benar yakin bahwa Buddha Amitabha itu adalah nyata
adanya, apakah anda yakin bahwa Alam Sukhavati adalah nyata adanya, Buddha
Amitabha datang menjemput kita, ini adalah tekad agungNya, saya pasti terlahir
ke Alam Sukhavati, jadi anda harus yakin akan hal-hal ini.
Membulatkan
tekad terlahir ke Alam Sukhavati adalah melepaskan segala kemelekatan di dunia
ini. Asalkan anda membangkitkan keyakinan benar dan tekad menyeluruh, anda
pasti berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, meskipun sekarang anda masih belum
bervegetarian, tetapi anda memiliki keyakinan dan tekad yang sempurna, dengan
melafal Amituofo juga bisa terlahir ke Alam Sukhavati.
Tetapi
apabila anda serius berniat terlahir ke Alam Sukhavati, maka anda pasti senantiasa
meneladani para Bodhisattva penduduk Alam Sukhavati, agar diri sendiri juga
bisa serupa dengan Mereka. Alam Sukhavati merupakan tempat berkumpul para insan
berkebajikan tinggi, jadi tidak hanya bajik saja, tapi superior bajiknya.
Kita
tidak perlu membahasnya tinggi-tinggi, katakan saja tentang “Sepuluh
Kebajikan”, kalau Sepuluh Kebajikan ini mampu diamalkan dengan sempurna, maka
sudah bisa disebut sebagai insan berkebajikan tinggi. Butir pertama dari
Sepuluh Kebajikan adalah tidak membunuh, apakah saya sudah menaatinya? Jadi
dengan standar ini untuk mengukur diri sendiri, maka anda pasti akan
mewujudkannya.
Andaikata
tidak terlaksana, bukanlah berarti anda tidak serius berusaha mewujudkannya,
namun oleh karena jodoh yang belum masak, mungkin juga rintangan karma yang
berat, sehingga ketika terlahir ke Alam Sukhavati, tingkatan Bunga Teratai yang
dicapai juga mungkin agak rendah sedikit.
Maka
itu Master Shandao berkata bahwa tinggi rendahnya tingkatan Bunga Teratai yang
dicapai adalah terletak pada jodoh yang tidak sama. Andaikata anda bertemu
dengan jodoh yang unggul, anda dapat mengamalkan sila dengan disiplin, giat
melatih “Sepuluh Kebajikan”, memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain,
maka tingkatan Bunga Teratai yang dicapai bisa saja pada tingkatan atas, ini
adalah jodoh yang unggul.
Sedangkan
jodoh yang kurang unggul, yakni ingin melatih diri namun tidak ada jodoh
tersebut, saya ingin menjalankan sila, ingin mendalami ajaran sutra, ingin
mengamalkan Sepuluh Kebajikan, tetapi jodoh belum masak, maksud hati memeluk
gunung, apa daya tangan tak sampai, ini merupakan jodoh yang kurang unggul,
maka tingkatan Bunga Lotus yang dicapai juga rendah.
Bukan
berarti dia tidak serius melaksanakannya, juga bukan tidak punya niat
mewujudkannya, ingin mengamalkan Sepuluh Kebajikan, hanya saja tidak berdaya
mengamalkannya, tetapi dia telah mengerahkan segenap kemampuannya, orang begini
disebut sebagai insan yang benar-benar mau terlahir ke Alam Sukhavati.
Terkecuali
kalau dia tidak begitu serius melaksanakannya, selalu saja cari alasan, katanya
tidak tercantum di dalam sutra, lagi pula tidak bervegetarian juga tidak
apa-apa, kalau begitu buat apa bersusah payah bervegetarian, lagi pula daging
itu kan lezat, makan sedikit saja juga takkan menghalangi usaha terlahir ke
Alam Sukhavati.
Anda
berpikir demikian, ini adalah tabiat rakus anda, ingin makan enak, hati yang
rakus dan serakah akan kenikmatan, bukanlah hati yang berniat terlahir ke Alam
Sukhavati, kalau sudah demikian halnya, bagaimana mungkin anda bisa terlahir di
sana? Keyakinan dan tekad tidak mencukupi.
Maka
itu terpulang kembali pada niat hati anda, cobalah amati dengan seksama,
sesungguhnya saya sendiri yang rakus makan daging, atau memang terpaksa dan
tidak punya pilihan lain, anggota keluarga makan daging, jadi saya juga
terpaksa ikut-ikutan, saya sungguh tak berdaya, terpaksa menemaninya makan
sedikit, boleh?
Upasika
Liu Su-yun pernah berbagi kisahnya padaku, suaminya hendak makan ikan,
menyuruhnya ke pasar membeli ikan hidup dan menyembelihnya di rumah. Upasika
Liu tidak berdaya, mesti beli yang hidup dan pulang ke rumah barulah dibunuh,
sebelum nyawa ikan dihabisi, terlebih dulu dilafalkan “Sukhavati Vyuha Dharani”,
sampai si ikan menghembuskan nafas terakhir, barulah dipotong, ini juga
terpaksa.
Bukanlah
niat Upasika Liu ingin membunuh, ingin memakan dagingnya, namun beliau tidak
punya jodoh unggul yang bisa menghindari pembunuhan. Hatinya selalu ingin
menghindari pembunuhan, namun dalam kenyataannya beliau juga tidak berdaya,
suaminya yang memaksa dirinya untuk membunuh, akhirnya Upasika Liu terpaksa
melakukannya. Namun di dalam hatinya tetap tidak ingin membunuh.
Cobalah
anda amati hati anda sendiri, maka anda akan tahu apakah bisa berhasil atau
gagal terlahir ke Alam Sukhavati. Bagi yang benar-benar ingin terlahir ke Alam
Sukhavati, mesti melepaskan segala kemelekatan di dunia ini, tiada nafsu cinta
sama sekali, kapan saja dan di mana saja sudah siap tinggal landas, kapan saja
Buddha Amitabha datang, anda langsung mengikutiNya pergi, hati begini barulah
bisa terlahir ke Alam Sukhavati.
Maka
itu tanyalah kembali pada diri sendiri, apakah anda telah siap lahir maupun
batin? Yang saya tanyakan adalah saat sekarang ini juga. Bukanlah waktu nanti
atau kelak di kemudian hari, saya masih punya sedikit urusan yang belum
diselesaikan, nanti saja kalau urusanku sudah selesai, barulah saya mau
mengikuti Buddha Amitabha terlahir ke Alam Sukhavati. Kalau masih punya
pemikiran sedemikian rupa, mustahil bisa terlahir ke Alam Sukhavati, ini sama
artinya anda tidak punya minat ke sana.
Jadi
yang saya tanyakan adalah waktu sekarang ini juga, apakah anda bersedia atau
tidak, apakah anda telah siap baik lahir maupun batin? Saat sekarang ini Buddha
Amitabha telah hadir di hadapanmu, apakah anda saat sekarang ini juga bisa
langsung mengikuti Buddha Amitabha pergi ke Alam Sukhavati?
Kalau
jawaban anda adalah “Ya”, maka ini berarti anda benar-benar memiliki keyakinan
dan tekad. Sebaliknya bila anda bilang tunggu sebentar, saya masih ada sedikit
urusan yang belum diselesaikan, sorry ya, ini berarti anda masih ogah mengikuti
Buddha Amitabha, yang berarti jodoh masih belum masak, yang berarti pula kelak
masih harus menanti entah sampai kelahiran yang mana, menanti dan menanti lagi
hingga jodoh masak barulah Buddha Amitabha akan hadir kembali di hadapanmu,
menunggu sampai jawabanmu adalah “Ya”, barulah Buddha Amitabha menjemputmu ke
Alam Sukhavati.
Dipetik dari : Ceramah Venerable
Ding Hong
Judul : Pokok Bahasan Melatih
Diri dan Kehidupan Keseharian
Serial ke-178
Tanggal : 9 Agustus 2012
Bertempat di : HK Buddhist Education Foundation
能不能往生极乐世界,关键不是看你吃不吃素,关键看你是不是真信切愿求生净土,真相信有阿弥陀佛、有极乐世界,阿弥陀佛能来接引我们,这是他的本愿,我有分往生,你相信这个。真发愿放下娑婆世界的一切,求生净土。你能如此的真信切愿,你一定能往生,即使你现在还没吃素,但是你信愿具足,念阿弥陀佛也能往生。不过话也说回来,你真愿意往生西方,你肯定努力的以极乐世界的菩萨们的心行,来做为自己效法的标准。极乐世界是诸上善人俱会一处,诸上善人,不仅是善,是上善,善的上品。我们不用讲很高,就讲十善业道,十善业道做到上品,这是上善。十善业第一条是不杀生,不杀生我有没有做到?即使现在还没做到,但是你肯定会发心努力的去做到,用这个标准来要求自己,你肯定这么做。做不到,不是因为自己没有心去做,而是因为缘不成熟,所以可能业障就重一些,往生西方品位就低一些。
所以善导大师讲,往生极乐世界品位的高下,就是四土三辈九品,「总在遇缘不同」。你遇到的缘殊胜,你能够严持戒律,精修十善,自利利他,你往生西方可以上品,这是缘殊胜。缘差的,就是想修但没有条件修,我想持戒,想去深入经教,想把十善做到,但是缘不成熟,有心而无力,这个缘就比较差,那往生品位就低。不是说他没有心去做,不是不想做,想做到十善,没有能力完全做到,但是已经在这上面努力,这种人才叫真愿意往生。如果自己都不是那么想做,找个藉口,经上没说,反正不吃素也没有问题,那我就别吃素,肉滋味不错,反正吃点也不会障碍往生。你这样想,这是你贪图享受,贪图享受的那个心,本来就不是真愿意去往生的心,你怎么能往生?信愿不具足。
所以,总在你自己的心,你自己检查检查,到底是我真想吃肉,还是不得已,家里人都吃肉,逼著我也要吃肉,我是没办法,陪著他吃一点?像刘素云老师,她给我们分享,她的先生要吃鱼,要她买市场的活鱼回来杀。她也没办法,必须买回来去杀,杀之前跟那鱼念往生咒,念到它断气了,然后再动刀子,这是不得已。不是说她想杀生、想吃肉,是没这个缘,条件不具足。她这个心总是想不杀生,事上是没办法,先生逼著她杀,她只好杀。但是心上她不想杀,那个跟她自己真想吃鱼那是两码事。
你自己好好的检点自己的内心,你就晓得你能不能往生西方。真想往生的,一定是这个世界一切放下,没有丝毫贪爱,随时随地可以走,阿弥陀佛什么时候来,你就放下一切跟著阿弥陀佛走,这样的心理就能往生。所以要问问自己,你现在做好准备没有?我问的就是现在。不是说,你现在等等,我还有些事情没处理完,把事情处理完了我再往生。不行,那你不愿意去。我问的就是当下,你现在做好准备没有?阿弥陀佛现在来接,你是不是现在就可以跟他走?如果你的答案确实是肯定的,那就说明你有真正的信愿。如果你说,还有些真的是必须要做的事情,那对不起,你还是不太愿意去,那说明因缘还不成熟,等以后看什么时候因缘成熟,阿弥陀佛才会来接你。
选自 修行与生活座谈会 定弘法师主讲 (第一七八集) 2012/8/9 香港佛陀教育协会