Petikan
Ceramah Venerable Ding Hong :
Kisah Upasaka Huang Jin-xuan terlahir ke
Alam Sukhavati
(Bagian 2)
Saya
dapat menduga bahwa dia telah melepaskan kemelekatan pada keluarganya,
satu-satunya yang belum bisa dilepaskan adalah tubuh jasmaninya. Dia berkata
tubuhnya amat kesakitan, tidak sanggup melafal Amituofo, saya segera menyadari
bahwa dia masih belum bisa melepaskan kemelekatan pada tubuh jasmaninya.
Putra-putrinya
mengatakan padaku, Upasaka Huang pernah bilang, lihatlah Upasika Liu Su-yun,
penderita penyakit “Lupus erythematosus” stadium akhir, melafal Amituofo dan
sembuh, Upasaka Huang juga ingin menirunya, masih belum melepaskan niat yang
ingin sembuh dan bertahan hidup.
Padahal
Upasika Liu Su-yun sama sekali tidak memiliki niat yang ingin sembuh dan
bertahan hidup, namun membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, orang yang
telah melepaskan kemelekatan pada dunia ini justru penyakitnya mudah sembuh.
Asalkan
dia masih berjodoh dengan makhluk di dunia ini, maka Buddha Amitabha akan
membiarkannya hidup lebih lama di dunia ini, jadi bukan atas kehendak sendiri
tinggal lebih lama di dunia ini.
Jadi
Upasaka Huang sudah salah paham, dia berpikir asalkan saya masih berniat
tinggal lebih lama di dunia ini, maka Buddha Amitabha juga akan mengabulkannya.
Anda masih berniat tinggal lebih lama berarti anda tidak punya niat terlahir ke
Alam Sukhavati, tujuan anda dan Upasika Liu Su-yun sudah tidak sama lagi.
Upasika
Liu Su-yun membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, hanya saja karena
masih ada misi sehingga menetap di dunia ini. Lain halnya apabila jatuh sakit
dan tidak sudi terlahir ke Alam Sukhavati, maka hanya bisa pasrah mengikuti
kekuatan karma yang mengerikan.
Master
Yin Guang menasehati para praktisi untuk senantiasa menempel aksara “Mati” di
atas kening, “Praktisi hendaknya tidak melupakan aksara ini, dengan sendirinya
pelatihan diri bisa berhasil”.
Seorang
praktisi hendaknya tidak takut pada kematian. Orang yang takut mati cepat
lambat juga harus menjalani kematian. Orang Hong Kong paling pantang
menyinggung kata “Mati”, lihat saja lift tidak ada angka “4”, oleh karena dalam
Bahasa Kanton, bunyi angka “4 (sei)” serupa dengan bunyi aksara “Mati (sei)”.
Lain
halnya dengan guru kita, Master Chin Kung, mobil kampus Pureland Learning di
Australia, nomor platnya adalah 444, nomor teleponnya di belakangnya adalah
7444, angka 7 bagi orang Hong Kong juga angka buruk, guru malah memakai angka
begini.
Guru
merupakan praktisi, beliau tidak takut pada kematian, bagi seorang praktisi
kematian justru merupakan pembebasan, kenapa harus takut mati?
Maka
itu menjelang keberangkatanku ke Jepang, banyak orang yang menasehatiku agar
berhati-hati, saya bilang tak perlu takut, saya juga ingin lebih cepat
perginya, Buddha Amitabha lebih awal datang menjemputku, bukankah ini hal yang
baik?
Jadi
apakah masih perlu menghindari bencana? Tak perlu. Apabila ajalmu belum sampai,
anda tinggal di dunia ini karena ada misi, Buddha Amitabha akan menjagamu,
melindungimu, anda sendiri tak perlu risau.
Lain
halnya pula kalau ingin tinggal lebih lama di dunia ini atas kehendak sendiri,
memikirkan segala cara supaya panjang umur, maka Buddha Amitabha juga ogah
mengurusimu lagi, anda sendiri sudah begitu pintar mengurusi diri sendiri,
Buddha Amitabha juga tidak perlu sibuk membuat pengaturan lagi buat
dirimu.
Kalau
anda sendiri tidak membuat pengaturan bagi diri sendiri, maka Buddha Amitabha
akan datang mengatur apa yang terbaik buat dirimu, Buddha Amitabha akan menjaga
dan melindungimu, jangan sampai ada yang kekurangan, betul tidak?
Lihatlah
anda menggunakan sikap begini, segala sesuatu menuruti jodoh dan menerima apa
adanya, pergi atau tinggal, biarlah Buddha Amitabha yang mengaturnya, betapa
bagusnya!
Saya
melihat Upasaka Huang ingin bertahan hidup di dunia ini, lalu saya katakan
padanya, hidup di dunia ini begitu sengsara, lihatlah pahala anda begitu besar
tapi masih didera siksaan penyakit, enam alam tumimbal lahir begitu sengsara,
cepatlah bulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati.
Tubuh
anda sekarang didera kesakitan, sampai di Alam Sukhavati berganti dengan tubuh
Vajra Narayana yang kokoh dan takkan rusak, mana ada menderita kesakitan lagi?
Saat itu anda telah menjadi Bodhisattva Avaivartika, bertekad datang kembali ke
dunia ini menyelamatkan para makhluk, anda sudah memperoleh pembebasan.
Setelah
mendengarnya, dia menganggukkan kepala, berkata, saya juga sangat ingin ke Alam
Sukhavati. Terakhir saya bilang padanya, kalau ingin ke sana, marilah kita
sekarang melafal Amituofo bersama, dia bilang baik.
Kami
mulai melafal Amituofo bersama, saya memukul Yinqing (alat kebaktian)
menuntunnya melafal Amituofo, inilah yang disebut sebagai Zhunian (membantu
pasien melafal Amituofo). Oleh karena saat menjelang ajal, kekuatan fokus
pasien amat lemah, mesti ada orang yang datang membantunya supaya
mempertahankan pikiran benar.
Saat
itu tubuhnya didera kesakitan, diri sendiri juga tidak mampu mengendalikan diri
sendiri, membutuhkan orang lain datang membantu, maka itu apabila anda datang melakukan
Zhunian, jasa kebajikan ini sungguh tak terhingga.
Coba
bayangkan, dapat membantu seseorang lahir ke Alam Sukhavati, jasa kebajikan ini
terlampau besar, sampai di Alam Sukhavati dia mencapai KeBuddhaan, anda telah membantu
seseorang menjadi Buddha, lihatlah, mana ada lagi jasa kebajikan yang lebih
besar daripada yang satu ini?
Maka
itu saya suka mengikuti kegiatan Zhunian, membantu orang lain juga membantu
diri sendiri, setelah terbiasa melihat orang lain menjelang ajal, sampai
giliran sendiri juga tidak takut lagi.
Saya
menemani Upasaka Huang melafal Amituofo, ketika dia merasa kesakitan, saya
memotivasinya, lafallah dengan suara keras, makin sakit makin semangat
lafalnya, jangan pikirkan rasa sakitnya, tapi pikirkanlah Buddha Amitabha,
dengan demikian takkan merasa sakit lagi.
Saat
begini janganlah sesekali mengatakan, rintangan karma anda begitu berat, masih
tidak mau melafal Amituofo ya? Jangan mengatakan perkataan yang begitu kejam
tak berperasaan, ini malah bisa membuatnya terpukul.
Anda
harus memberinya motivasi, anda memiliki akar kebajikan yang tebal, jasa
kebajikanmu sangat besar, sekarang anda melafal Amituofo pasti memperoleh
pemberkatan dari Buddha Amitabha, anda mesti mengucapkan kata positif, supaya
setelah mendengarnya dia jadi bersukacita dan bersemangat.
Dia
meneruskan melafal Amituofo hingga akhirnya melupakan rasa sakitnya.
Sesungguhnya rasa sakit juga merupakan khayalan semu, perhatian anda tertumpu
pada tubuh jasmani anda, maka itu bisa merasakan kesakitan, sekarang dia
tertidur dan tidak merasa sakit lagi, apa alasannya? Oleh karena perhatiannya
tidak tertumpu lagi pada tubuh jasmani makanya tidak merasa sakit lagi.
Saat
melafal Amituofo, pikiran anda terfokus pada lafalan Amituofo, sehingga
melupakan rasa sakit. Maka itu selanjutnya beliau melafal Amituofo, sejak pukul
9 pagi mulai melafal hingga pukul 2 siang, saya lihat keadaannya kian lumayan.
定弘法师:新加坡黄金宣老居士助念的实例
(二)
确实我能够体会到,他这些身后事也都料理得基本都完了,对于自己的家庭、儿女他都能放下,他唯一放不下的是自己的身体,他说我身体很痛,念不了佛。我就知道,身体没放下。当时我也知道,他的儿女也跟我讲过,说他听说刘素云老师念阿弥陀佛,你看那个红斑狼疮晚期都念好了,他也想这样。他也想这样就是想求生的念头,这求生的念头还是放不下。
人家刘素云老师她没有求生,她是求生西方,她不是求生存,人家不想留在世间,这种人反而很容易能够病好。她只要跟这个世界众生有缘,那阿弥陀佛会把她留下来,不是自己想留下来。那这位黄老居士他会错意了,他以为我想留,那阿弥陀佛会让我留。你想留就说明你不想走,你不想去西方,你跟刘素云老师就不同了。刘素云老师想去西方,她没去成,现在就留下,那留下来都是有任务的。所以有病别想留,你想走,想走可能会留,你想留可能留不了,而且你去不了西方,那随业流转就可怕。
所以印光大师提醒学人,要把一个「死」字挂在额头上,「学道之人,念念不忘此字,则道业自成」。修学佛法,这是求往生,不要怕死。贪生怕死,你最后不得不死,你肯定要死的,是吧?我们学佛的人就是非常的开明的,能接受。你对世间人,特别是香港人对这个特别忌讳,你看那个电梯它都没有那个四字楼,因为四字那个谐音是死字。我们有香港同修,他们知道,有叁楼,要跳到五楼了,它没有四楼,他就怕死。你看我们师父上人,在澳洲,他那个汽车,学院的汽车,他的车牌是什么?四四四,叁个四。他的电话,后面是七四四四,七也是在香港人认为是不详的数字,他就要七后头还有叁个四。修道人就是不一样,他不贪生不怕死,死对于一个修道人,那是一种解脱,干嘛要怕死?
所以我来日本之前,人家劝我,你小心点。我说不怕,我就想早点走,阿弥陀佛早点来接我不好吗?所以还要需要避难吗?不用避。如果你命不该绝,你留下这个世间还有任务,阿弥陀佛会照顾你、会护念你,你自己不用操心。你自己要想留,想自己怎么样躲避,那阿弥陀佛就不管你了,你自己已经安排了,阿弥陀佛就不用安排了。你自己不安排,由阿弥陀佛来安排,那他老人家给你照顾得是非常周到,无微不至,是吧?你看,你用这种心态,一切就随缘,去还是留,由阿弥陀佛来安排,多好!如果问自己,自己想去,不想留,刘素云老师就是这样成就的。
那我见到这位黄老居士他想留,我就跟他讲,我说人世间多苦,你看你这一生福报这么大,他福报真是很大,但是你还要受这个病苦,所以六道轮迴真是太苦了,赶紧要去西方。你现在身体痛,是因为你这个是五蕴色身,它就是要受这个煎熬。你到了西方极乐世界,就换成金刚不坏身了,哪有这些病苦?所以你要希望阿弥陀佛早点来接你,愈早去愈好。到了西方,你就是作阿惟越致菩萨了,你乘愿再来,你要度众生,你就自在了。他听了之后,他也点头,说是,我也很想去西方。最后我就跟他讲,想去咱们一起念佛,他说好。
我就跟他一起念,拿着引磬在他旁边念,带着他念,这叫助念,助就是帮助,帮助他念佛。因为人在临命终的时候,他这个心力就很微弱,一定要有人来帮助他,帮助他正念分明。那个时候他业障困身的时候,他自己都控制不了,最需要人帮忙,而你能够助念,这功德无量。你想想,能帮一个人去西方,这个功德太大,他到西方那就是作佛去了,你成就一个人作佛,你看世间哪有一个事比这个功德还大?所以有助念的时候,你千万别放过,我就特别喜欢给人助念,真的是这样。帮助别人就是帮助自己,你老是看到人家走,帮助人家走,到你走的时候你就很安然了,你看习惯了。
所以我就跟他念,他疼,疼的时候我就握着他的手,鼓励他,我说你大声念,愈疼愈要念,不要想着疼,想阿弥陀佛,你想阿弥陀佛,就不疼了。这时候就得鼓励他,说正面的话,千万别说,你这业障这么重,你还不念佛?不能说这种衰话,衰相、衰惨的这种太残忍的话,这打击他。你要说,你鼓励,你现在善根深厚,你功德很大,你现在念阿弥陀佛,肯定得佛加持。你就得说这个正面的话,让他听了心生欢喜,士气就鼓起来了。我握着他的手,就跟他念,念一下,捏他一下,结果他就跟我使劲念,真的念到最后他就把疼给忘了。其实疼就是你的妄念,你想着疼,你住着在身体上你就会疼,他睡着了,他就不疼了,为什么?睡着了,那个念头不在身体裡头了,他就不疼了。你念佛的时候你把念头住在佛号上,专注在佛号,你把疼也给忘了。所以他就这样念念念,从早上九点我们一直念到下午两点,我看他状态真不错。