Petikan
Ceramah Venerable Ding Hong :
Pertanyaan :
Ada sebuah syair yang berbunyi : “Meskipun
melewati ratusan bahkan ribuan kalpa, benih karma yang diperbuat takkan musnah,
ketika benih karma bertemu dengan faktor pendukung, buah akibatnya tetap harus ditanggung
sendiri”.
Katanya bertobat bisa mengeliminasi karma,
bukankah bertentangan dengan bunyi syair di atas?
Venerable
Ding Hong menjawab :
Bertobat
dan mengeliminasi karma, supaya rintangan karma ini takkan menghalangi usahamu
terlahir ke Alam Sukhavati. Setelah melakukan karma buruk maka akan menjadi
rintangan karma, menghalangi usahamu untuk terlahir ke Alam Sukhavati mencapai
KeBuddhaan, setelah anda bertobat maka ini takkan menjadi penghalang lagi.
Tetapi
anda telah melakukan karma buruk, dengan kata lain, telah menanam benih karma
buruk, ketika benih karma bertemu dengan faktor pendukung, akan menghasilkan
buah karma atau akibat karma. Hukum Karma sama sekali takkan meleset, setelah
mencapai KeBuddhaan masih harus menerima akibat karma.
Serupa
dengan Buddha Sakyamuni setelah mencapai KeBuddhaan masih harus menerima akibat
karma, mengkonsumsi makanan kuda, Sang Buddha memperlihatkan pada kita
kenyataan Hukum Karma.
Setelah
mencapai KeBuddhaan, semua bentuk penampilan adalah untuk diperlihatkan kepada
para makhluk, memberitahu kepada semua makhluk bahwa Hukum Karma sedikitpun
takkan meleset, tidak boleh melakukan kejahatan, menciptakan karma buruk, oleh
karena pasti ada akibatnya, walaupun telah mencapai KeBuddhaan juga masih harus
menerima balasannya, ini memberitahukan pada kita, mesti takut pada Hukum Sebab
Akibat.
Lantas
apa bedanya Sang Buddha dan orang awam ketika menerima akibat karma? Meskipun
menerima balasan karma, harus menyantap makanan kuda, namun Sang Buddha
menerimanya dengan kesadaran, Beliau amat menyadari Hukum Sebab Akibat, apa
yang harus diterima tetap harus dijalani, takkan mengeluh, takkan menyalahkan
siapapun.
Tetapi
kalau orang awam yang menghadapi hal ini, maka takkan serupa dengan Buddha
Sakyamuni yang begitu tenang, oleh karena hati Buddha adalah tercerahkan,
sedangkan orang awam ketika harus menyantap makanan kuda akan merasa begitu
sengsara dan tersiksa, berkeluh kesah, tidak sudi menerima kenyataan, merasa
diperlakukan tidak adil, oleh karena hati orang awam adalah tersesat.
Dipetik
dari : Ceramah Venerable Ding Hong
Judul
: Pokok Bahasan Melatih Diri dan Kehidupan Keseharian
Serial
ke-140
Tanggal
: 4 Pebruari 2012
Bertempat
di : HK Buddhist Education Foundation
你忏悔消除罪业,就是这些障碍你往生的都不成障碍,就是你没有这个障碍了。业障,造了罪业就会障碍,障碍你往生成佛,你忏悔之后它不成障碍了。但是你造了这个事就有因果,因果报应是丝毫不爽,成佛了也得受报。像释迦牟尼佛成佛了还有马麦之报,这给我们示现因缘果报。成佛之后,那都是用来示现给众生的,告诉大家,因果报应丝毫不爽,不能干恶事、造恶业,否则肯定得受报,成了佛也受报,这告诉我们一定要敬畏因果。这就是佛事,你看过去造的罪业,现在可以作佛事,那完全不一样。不一样的,不是事上有什么不一样,该受还得受,释迦牟尼佛该吃马麦得吃马麦。但是一个凡人吃马麦跟释迦牟尼佛吃马麦是不一样的心,释迦牟尼佛是觉悟的心,凡人吃那是很苦,迷。所以佛跟凡夫有不同的地方,只有迷悟不同,其他事相上、因果上没什么不同,迷就是凡夫,觉悟了就是佛。
选自 修行与生活座谈会 定弘法师主讲 (第一四0集) 2012/2/4 香港佛陀教育协会