Petikan
Ceramah Venerable Ding Hong :
Tidak ada orang yang bisa mengubah benih
karma yang telah ditanam, apa yang harus diterima tetap harus dijalani
Ketika
Buddha Kasyapa membabarkan Dharma di dunia, ada seorang wanita yang ingin
mempersembahkan dana makanan kepada Tathagata Kasyapa, suaminya menghalanginya.
Wanita ini berkata pada suaminya, saya telah mengikrarkan tekad, anda jangan membatalkan
niatku.
Wanita
ini telah bertekad memberi persembahan kepada Sang Buddha, memberi persembahan
kepada Triratna (Buddha, Dharma dan Sangha), maka itu dia bilang ke suaminya,
kalau kamu membatalkan niatku, kelak akan menerima buah akibatnya.
Perkataan
ini membuat suaminya ketakutan, suaminya mungkin tidak belajar Buddha Dharma,
namun juga mengetahui Hukum Karma, akhirnya suaminya merestuinya, bahkan
mendampingi istrinya bersama-sama memberi persembahan kepada Buddha Kasyapa.
Akhirnya
pada masa kelahiran sekarang mereka masih bersua dan kembali menjadi sepasang
suami istri, si istri terlahir kembali sebagai puteri raja dan si suami
terlahir kembali jadi pemuda miskin.
Puteri
raja yang dikarenakan pada masa kelahiran lampau, hatinya begitu teguh memberi
persembahan kepada Tathagata Kasyapa, sehingga pahalanya begitu besar dan pada
masa kehidupan sekarang terlahir jadi puteri raja.
Sedangkan
suaminya malah beda jauh, alasannya adalah karena menghalangi istrinya berdana,
sehingga pada masa kehidupan sekarang terlahir jadi pemuda miskin melarat,
tetapi oleh karena pada akhirnya suami istri pergi bersama-sama memberi
persembahan pada Buddha Kasyapa, sehingga pahala ini juga amat besar.
Maka
itu pada masa kehidupan sekarang, mereka masih bisa menjadi sepasang suami
istri dan pemuda yang melarat itu jadi bisa menikmati hidup berkecukupan.
Kisah
ini memberitahu pada kita bahwa Hukum Sebab Akibat sama sekali takkan meleset,
benih apa yang ditanam maka demikianlah buah yang dipetik. Lihatlah masa
kehidupan lampau mereka, memberi persembahan kepada Tathagata Kasyapa, istri
melakukan kebajikan atas kemauan sendiri (aktif) sedangkan suaminya adalah
pasif, pahala yang diperoleh suami juga adalah berkat jasa si istri.
Pada
masa kelahiran sekarang, si pemuda yang semula hidup melarat, akhirnya bisa
menikah dengan putri raja, dan juga berkat jasa puteri sehingga si pemuda jadi
kaya.
Dapat
dilihat Hukum Sebab Akibat sungguh menakjubkan tak terbayangkan, jadi mana
boleh tidak menimbun berkah dengan tulus?
Dipetik
dari : Ceramah Venerable Ding Hong
Judul
: Sila Dasar Aliran Sukhavati
Serial
ke-13
Tanggal
: 13 Mei 2012
在过去迦叶佛时代,有一个女人,她当时想要以美食供养迦叶如来,她的先生就阻止她,结果这个妇人就说,我已经发愿了,你不要退我的心。就是我已经发愿供养佛,供养三宝,你这样让我退心,你将来也有果报。结果这一说,也就把她先生吓住了,她先生可能没学佛,但是也知道有因果,也有报应,於是这先生就同意了,自己的夫人就可以供养迦叶如来,而且夫妇两个人一起去供养。结果这一生,这夫妇两人还是夫妇,这个公主因为过去生中她供养如来的心很真切,所以她感得的福报就大,做国王的公主。那个先生他就差很多,原因是因为当时阻挠人家,结果一开始很贫穷,但是因为最后夫妇两个人还是供养了迦叶如来,这还是有很大福报,所以最后他们结婚之后又富裕起来了。这个故事告诉我们,善恶祸福,追命所生,善有善果,恶有恶报,因果报应是丝毫不爽,如是因得如是果,一点都不差错。你看当时这个夫妇两人供养迦叶如来,先生是被动,夫人是主动,先生修的福是因为夫人带动的,这一生,先生原来贫穷,结果因为公主下嫁给他,也因为公主带动让他富裕起来。可见得因果之微妙不可思议,怎么能不修福?怎么能不用真诚心来修福?你用真诚心,你感得的果报就真。
选自 净宗根本戒 定弘法师主讲 (第十三集) 2012/5/13