Petikan
Ceramah Venerable Ding Hong :
Apa yang dimaksud dengan rintangan karma?
Bagaimana cara menghapusnya?
Pertanyaan
:
Venerable,
anda pernah membawa ayahanda berziarah ke Gunung Jiuhua (salah satu dari empat
gunung sakral, Bodhimanda dari Bodhisattva Ksitigarbha), di tengah perjalanan,
anda bahkan menasehati ayah anda supaya melakukan namaskara sambil mendaki ke
atas gunung, dengan demikian bisa menghapus rintangan karma.
Yang
ingin saya tanyakan adalah apa yang dimaksud dengan rintangan karma? Apakah
dengan berziarah ke gunung suci dan melakukan namaskara, membaca sutra dan
melafal Amituofo adalah cara untuk menghapus rintangan karma? Apakah dengan
jasa kebajikan bisa menutupi dosa yang pernah dilakukan? Atau kebajikan ada
jasa kebajikannya dan dosa tetap ada balasannya, tidak ada
pengecualiannya?
Lantas
guru kita Master Chin Kung pernah berkata : “Berada dalam keadaan yang tidak
menyenangkan, bertemu jodoh buruk, takkan ada kebencian, rintangan karma akan
terhapus”.
Beban
pikiranku banyak sekali, perasaan benci yang berkecamuk, kadang kala pikiran
jadi kabur dan tidak jelas, menderita Penyakit Vitiligo yang sudah menahun,
tahun-tahun belakangan kondisi penyakit juga kian memburuk, mungkin rintangan
karmaku yang berat, bagaimana cara menghapusnya?
Venerable
Ding Hong menjawab :
Apa
yang dimaksud rintangan karma? Guru kita Master Chin Kung di dalam ceramahnya
berulang kali menyebutkan apabila kita melakukan karma baik atau buruk lalu
menaruhnya di hati, meninggalkan jejak, yaitu menanam benih karma di
alaya-vijnana (ladang kesadaran), inilah yang disebut dengan karma.
Karma-karma
ini akan menjadi penghalang bagi kita dalam melatih Jalan KeBodhian, apabila
karma buruk itu berasal dari niat pikiran buruk, maka rintangan karmanya akan
lebih berat lagi.
Apakah
berziarah ke gunung suci dan melakukan namaskara, membaca sutra melafal
Amituofo, bisa mengeliminasi rintangan karma? Semua ini terpulang kembali
apakah kita bisa menghapus niat pikiran buruk, apakah kita bisa menghapus
tabiat buruk kita.
Apabila
kita tidak mau menghapus niat pikiran buruk dan tabiat buruk kita, meskipun
pergi berziarah ke gunung suci, membaca sutra dan melafal Amituofo, juga tidak
bisa efektif, rintangan karma masih tetap ada.
Sesungguhnya
apa yang dimaksud rintangan karma? Lobha (ketamakan), dosa (kebencian) dan moha
(kebodohan), inilah rintangan karma. Maka itu meskipun setiap hari melakukan
namaskara dan membaca sutra, mengikuti beragam upacara-upacara pertobatan
besar, tetapi di dalam hatinya, dosa, lobha dan moha masih tidak dikurangi,
malah kian hari kian bertambah berat, maka rintangan karma juga kian hari kian
bertambah berat.
Lantas
bagaimana caranya menghapus rintangan karma? Yakni dengan membuang lobha, dosa
dan moha. Setelah rintangan karma lenyap, dengan sendirinya kemajuan batin juga
kian hari kian meningkat, termasuk tubuh jasmani akan kian sehat.
Maka
itu mulailah dari menghapus niat pikiran buruk, niat pikiran buruk ini harus dibuang
meskipun berada dalam keadaan yang baik maupun buruk. Dalam keadaan yang baik atau
menyenangkan, bertemu dengan jodoh yang baik, takkan timbul kemelekatan atau
keserakahan (lobha); sebaliknya bila berada dalam keadaan yang buruk atau tidak
menyenangkan, bertemu dengan jodoh buruk, takkan timbul kebencian.
Baik
lobha, dosa dan moha haruslah dilenyapkan, sekali-pun berada dalam kondisi yang
tidak menyenangkan. Maka itu setiap hari harus bertobat dan melakukan
introspeksi diri, andaikata di dalam hati, lobha, dosa dan moha masih
bergentayangan, maka inilah yang harus dibuang jauh-jauh.
Menurut Hukum
Karma, karma yang telah diperbuat adalah tak berdaya dihapus hingga tuntas.
Karma baik dan karma buruk yang telah diperbuat akan meninggalkan benih karma
di dalam alayavijnana, ketika bertemu faktor pendukung, benih ini akan berbuah
dan masak, menjadi akibat karma.
Maka
itu jasa kebajikan tidak bisa menutupi kejahatan yang telah diperbuat, berbuat
kebajikan ada jasa kebajikannya, berbuat dosa juga tetap ada balasannya,
semuanya sudah dicatat atau direkam di dalam alayavijnana (gudang
kesadaran/kesadaran kedelapan).
Hanya
saja melihat faktor pendukungnya, kalau benih karma baik yang masak duluan,
maka anda akan mendapatkan balasan yang baik; sebaliknya bila karma buruk yang
masak duluan maka anda akan mendapatkan balasan yang tidak menyenangkan.
Demikian
pula dengan karma suci, yakni melafal Amituofo bertekad lahir ke Alam
Sukhavati, sehingga benih KeBuddhaan di alayavijnana duluan yang masak. Anda
terlahir ke Alam Sukhavati, berarti jodoh KeBuddhaan telah masak, benih
KeBuddhaan muncul dan jadi efektif, anda akan memperoleh buah KeBuddhaan.
Sementara
itu benih karma buruk untuk sementara tidak bisa bereaksi, meskipun ada, tetapi
tidak ada faktor pendukung yang bisa membuatnya bersemi dan berbuah.
Maka
itu rintangan karma yang kita bahas di sini adalah secara sederhana, yang
penting adalah jangan sampai benih karma buruk bersemi dan berbuah. Bagaimana
caranya agar benih karma buruk jangan sampai berbuah? Yakni memulainya dari
niat pikiran, membuang jauh-jauh niat pikiran lobha, dosa dan moha.
问:法师,您带父亲去九华山,半山腰劝父亲拜上去,说这样可以消业障。请问什么叫业障?朝山拜佛、诵经念佛是如何把业障消掉的?是将功折罪,功过抵消,不受苦报;还是功是功、过是过,福是福、祸是祸,不能抵消?师父讲过,「处逆境、随恶缘,无瞋恚,业障尽消」。弟子胡思乱想较多,烦恼较多,瞋恚较重,昏沉较重,患白癜风多年,近几年扩展较多,可能是业障较重,如何克服和消除?请开示。
答:开示不敢当。什么叫业障?师父在讲经当中有反覆讲过,我们造作的时候留下的印象,具体的说是在阿赖耶识留下的种子,那叫业。这些业会对我们的菩提道修学产生障碍,如果是恶的行为、恶的念头产生的恶业,那业障就更重了。所以朝山拜佛、诵经念佛能不能消业障?就看我们能不能够把我们那个恶念转化过来,能不能把恶的烦恼习气断掉。如果断不掉,虽然朝山拜佛、诵经念佛也不管用,业障还在。到底什么是真正的业障?说得通俗一点,贪瞋痴就是业障。所以,如果说每天还在拜佛诵经,形式上搞得很多样,但是内心的贪瞋痴烦恼没有减少,反而与日俱增,那业障是愈来愈重。所以什么叫消业障?就是把内心的贪瞋痴烦恼放下。业障消除了,自然境界就会愈来愈好,包括我们的身体。所以要从断恶念开始,这个恶念要在境界上去断,所谓处顺境、遇到善缘要断贪爱,处逆境、随恶缘要断瞋恚,贪瞋痴要断,在境界上断。所以每天要忏悔反省改过,对自己念头上所起的这些恶念都不放过,要把它改正过来。
在因果上来讲,造作的业是没有办法完全消掉的。造作的善业、恶业,都留下种子在我们阿赖耶识里头,等到因缘成熟的时候,种子会起现行,那就是果报现前。所以功过之间不能抵消,不能说将功折罪,世间法可以这么说,可是在佛法里面阿赖耶识的种子,功是功、罪是罪,统统存在阿赖耶识的大仓库里面。就看什么缘,这很重要,如果是善缘,善的种子先起现行,你就得善报;恶缘产生了,恶的种子就现行,就有恶报。阿赖耶识里十法界的种子都存在,上至佛的种子、下至地狱种子都有,统统具足,就看你现前什么缘。这个缘,第一个是我们自己现前的念头,假如我们念佛就创造佛缘,让我们阿赖耶识的佛种子首先成熟。你往生极乐世界,就是佛缘具足了,佛种子现行,你就得佛的果报,其他这些恶业种子它暂时就不起现行,虽然它有存在,可是没有缘它就不能够结果。所以我们所说的消业障,这是方便说,就是不让那些恶业种子起现行。如何克服和消除这些恶业种子的现行,那就是真正在念头上断恶修善。